Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh Lengkap dengan Arti dan Penjelasannya!

MUDA BAHAGIA - Berikut ini merupakan lafadz niat puasa Ramadhan sebulan penuh yang mungkin belum banyak yang mengetahuinya.

Kebanyakan para ulama berpendapat bahwa menerapkan niat puasa di bulan Ramadhan merupakan syarat utama sahnya ibadah.

Dikutip MudaBahagia.com dari berbagai sumber, niat puasa wajib menurut ulama Mazhab Syafi'i harus ada sejak maghrib hingga subuh dan setiap hari harus dilafalkan atau istilah fikihnya tabyt an niyyah atau menanamkan niat pada malam hari. Selain itu, niat juga harus ditentukan.

Baca Juga: Manfaat Puasa di Bulan Ramadhan yang Dapat Dirasakan oleh Pengidap Diabetes

Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya: “Siapa yang tidak membulatkan niat mengerjakan puasa sebelum waktu fajar, maka ia tidak berpuasa.” (Hadits Shahih riwayat Abu Daud: 2098, al-Tirmidzi: 662, dan al-Nasa’i: 2293).

Niat puasa sebulan penuh pada malam awal puasa di bulan Ramadhan hukumnya disunnahkan.

Baca Juga: Apakah Sah Puasa Jika Lupa Niat di Bulan Ramadhan? Berikut Ini Penjelasan Para Ulama

Sedangkan hukum niat puasa untuk sehari-hari setelah hari pertama di bulan Ramadhan, ulama memiliki perbeda pendapat atau khilaf.

Menurut Madzhab Syafi'iyah niat puasa untuk sebulan penuh tersebut cukup untuk puasa satu hari yang pertama, sehingga setiap hari puasa Ramadhannya wajib diniati.

Jika tidak diniati maka tidak sah puasanya sebulan tersebut kecuali puasa Ramadhan hari pertamanya.

Baca Juga: Puasa Bisa Menyembuhkan Penyakit Apa Saja? Simak Berbagai Manfaatnya Berikut Ini!

Sedangkan, menurut imam Malik niat puasa Ramadhan untuk sebulan penuh sudah mencukupi, sehingga untuk hari-hari berikutnya di bulan Ramadhan tidak wajib niat kembali, dengan arti jika tidak niat pun puasa sudah sah karena niatnya sudah sebulan penuh pada malam hari pertama awal puasa Ramadhan tersebut. [ Hasyiya qulyubi wa 'umairoh 2/67, Al-majmu' syarah muhadzab 6/303, Hasyiyah al-bajuri 1/288 ].

Niat puasa Bulan Ramadhan sebulan penuh ini guna untuk mengantisipasi jika seorang muslim lupa atau tertidur hingga tidak berniat hingga waktu terbitnya fajar.

Hal tersebut mengikuti atau taqlid Imam Malik. Akan tetapi, dianjurkan untuk tetap memperbarui niat puasa pada malam hari atau sebelum terbitnya fajar.